Sabtu, 26 Januari 2013

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI STATISTIK NON PARAMETRIS

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI STATISTIK NON PARAMETRIS: Dr. Suparyanto, M.Kes UJI STATISTIK NON PARAMETRIS PARAMETER Parameter adalah ukuran2 dalam populasi (μ (mu) = rata2, σ (sigma) = simpang...

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI STATISTIK

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI STATISTIK: Dr. Suparyanto, M.Kes UJI STATISTIK MACAM STATISTIK Jika datanya interval rasio, distribusi data normal dan jumlah data besar (>30) dig...

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF

dr. Suparyanto, M.Kes: UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF: Dr. Suparyanto, M.Kes UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF STATISTIK Statistik adalah data, alat analisis, alat untuk membuat keputusan Macam stat...

dr. Suparyanto, M.Kes: DATA DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE

dr. Suparyanto, M.Kes: DATA DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE: Dr. Suparyanto, M.Kes DATA DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE KOMPETENSI Pengertian data Macam data Pengertia populasi Pengertian sample Pe...

dr. Suparyanto, M.Kes: RANCANGAN PENELITIAN (DESIGN RESEARCH)

dr. Suparyanto, M.Kes: RANCANGAN PENELITIAN (DESIGN RESEARCH): Dr. Suparyanto, M.Kes RANCANGAN PENELITIAN (DESIGN RESEARCH) METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian 4.2 Kerangka Kerja 4.3 Identifik...

dr. Suparyanto, M.Kes: DESAIN PENELITIAN PRA EKSPERIMEN

dr. Suparyanto, M.Kes: DESAIN PENELITIAN PRA EKSPERIMEN: Dr. Suparyanto, M.Kes DESAIN PENELITIAN PRA EKSPERIMEN 1. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk me...

dr. Suparyanto, M.Kes: PENGANTAR ANATOMI (INTRODUCTION HUMAN ANATOMY)

dr. Suparyanto, M.Kes: PENGANTAR ANATOMI (INTRODUCTION HUMAN ANATOMY): Dr. Suparyanto, M.Kes APA ITU ANATOMI   Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh dan hubungan bagian bagianya deng...

Selasa, 22 Januari 2013

Shimoyake atau chilblain

Shimoyake atau chilblain

Memasuki musim dingin sejak 2 tahun lalu, saya punya problem yang cukup menganggu.
Jari kaki dan tangan memerah, gatal dan sedikit membengkak.
Saat itu kebetulan sedang hamil, saya konsultasikan dgn dokter
kandungan. Jawabannya ternyata saya terkena "Shimoyake" istilah Jepangnya.
Shimo =beku, yake/yaku=terbakar, ini mungkin merujuk pada kondisi seperti 'terbakar' karena daerah yang terkena menjadi merah,
terasa seperti 'terbakar' dan agak sakit yang disebabkan karena kedinginan.
Istilah shimoyake sama dgn chilblain dalam bahasa Inggris.
Chilblain (perniosis) adalah suatu reaksi abnormal ketika pembuluh darah kecil dalam kulit terekspose suhu dingin.
Pembuluh darah kecil menjadi menyempit karena ketidakmampuan merespon perubahan suhu yang tiba-tiba secara ekstrim.
Chilblain bisa terjadi di kaki, tangan dan wajah (terutama hidung dan telinga).
Gejalanya kemerahan, gatal dan bisa juga terjadi sedikit pembengkakan.
Reaksi awal ketika terpapar dingin adalah gatal dan rasa 'terbakar' tapi menjadi lebih intensif lagi ketika
memasuki ruangan yang hangat sehingga daerah yang terkena menjadi bengkak dan kemerahan.
Dalam beberapa kasus ditemui chilblain dapat berkembang menjadi suatu ulcer dan menyebabkan infeksi karena kulit yang terbuka.
Chilblain terbanyak terjadi pada wanita karena dihubungkan dgn kondisi hormonal.
Penyebabnya belum jelas tapi dihubungkan dgn kondisi sirkulasi darah yang kurang baik, riwayat keluarga, kondisi hormonal, nutrisi dsb.
Cuaca dingin memperberat kondisi chilblain, apalagi di beberapa orang ada yang begitu sensitif dimana pembuluh darah sekitar tidak bisa merespon perubahan suhu yang tiba-tiba berubah.
Untuk pencegahan selalu hangatkan tubuh kita terutama daerah kaki dan tangan dgn kaus kaki /sarung tangan yang tebal (wool) dan menggunakan sepatu yang cukup utk menahan udara dingin spt sepatu boot.
Sehabis terkena paparan dingin dan masuk ruangan jangan mengekspose daerah kaki dan tangan di depan heater langsung karena hal ini memperberat  kondisi chilblain.
Kalau mau menghangatkan berikan jarak yang cukup agar tidak terkena paparan langsung pemanas.
Penting juga menjaga kecukupan nutrisi kita (diet seimbang) dan olahraga.
Pengobatannya tergantung derajat keparahan.Ada yang hanya dianjurkan oleh dokter untuk membuat hangat tangan dan kaki saja.
Tapi dalam kondisi yang lain bisa juga diberikan obat-obatan antigatal, kortikostreroid, calamin lotion dll.

Menghadapi orang marah

Menghadapi orang marah

Bagaimana kita harus menghadapi ?

Menghadapi orang marah….???  Wah ……bisa tidak ya?
Bahkan marah sampai hilang kendali….??  Bisa ya …..bisa tidak…..
Awas, jangan terpancing untuk membalas kemarahan seperti yang kau dengar.
Hati-hati karena engkau akan menjadi seperti orang yang di hadapanmu. Bahkan kau akan menjadi lebih pemarah dari orang yang ada dihadapanmu.
Rupanya, mendengar dan memperhatikan sangat penting dalam menghadapi kemarahan orang lain.
Apakah artinya “mendengar” itu?? Artinya, membuka telinga dan hati untuk apa yang orang lain inginkan dalam dirimu.
Termasuk di dalamnya:
1. Menemukan apa yang sebenarnya orang lain lihat sebagai kesalahan kita.
2. Menemukan apa sebenarnya persoalan yang jadi titik masalah.
Lalu apa artinya “memperhatikan” itu??
1. Merespon tentang apa yang di katakan itu benar atau tidak.
2. Pakai hal-hal untuk mengintropeksi diri kita sendiri.
3. Tindakan apa yang harus segera di ambil.
Respon yang seperti ini bisa jadi “rem” untuk mencegah vonis yang keluar dari emosi yang meluap-luap.
 Kiranya dengan melihat kesabaran kita, orang lain akan berpikir ulang untuk meneruskan amarahnya yang meledak-ledak.
Sebaliknya, akan terbuka pintu maaf. Selain itu banyak-banyak beristighfar dan berserah diri kepada Allah…
Allah berfirman dlam Al-qur’an : “karena Rahmat Allah lah kamu bersikap lemah lembut, seandainya kamu bersikap kasar/keras lagi, tentu tidak akan menyelesaikan masalah”

Senin, 21 Januari 2013

Kamis, 10 Januari 2013

Midwiferysite: Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kebidanan

Midwiferysite: Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kebidanan: MUTU PELAYANAN KEBIDANAN A. Mutu Pelayanan Kesehatan Pelayanan bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan biaya. Rosemary...

permintaan nilai mutu pelayanan kebidanan 

"saya meminta nilai yang pantas bagi saya sesuai dengan usaha saya mengerjkan tugas bpk...,.... "
trimakasih..

Kamis, 03 Januari 2013

dr.Agus Riyanto: Penyebab Sering Mengantuk

dr.Agus Riyanto: Penyebab Sering Mengantuk: Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya kenapa serting mengalami keluhan mudah mengantuk dan badan terasa mudah lelah. Tulisan saya be...

dr.Agus Riyanto: Diagnosa dan Penatalaksanaan Skabies

dr.Agus Riyanto: Diagnosa dan Penatalaksanaan Skabies: Definisi Skabies atau sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi m...

hidup sehat di pesantren: KESEHATAN DAN KEBERSIHAN PESANTREN

hidup sehat di pesantren: KESEHATAN DAN KEBERSIHAN PESANTREN: PEMBENTUKAN POSKESTREN DENGAN MENGUNAKAN POLA PENDEKATAN      DESA SIAGA DI PESANTREN Kesehatan bagi sebagaian penduduk yang terbatas kema...

Informasi Berbagai Hal: Bagaimana Penanganan Scabies

Informasi Berbagai Hal: Bagaimana Penanganan Scabies: // Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat m...

Pengertian analisis SWOT | Artikel Pendidikan

Pengertian analisis SWOT | Artikel Pendidikan

ASUHAN KEBIDANAN SOAP PADA PERSALINAN PATOLOGIS NY “S” GIP00000 UK 40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN PRESENTASI KEPALA JALAN LAHIR NORMAL K/U IBU DAN JANIN BAIK DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)



ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA PERSALINAN PATOLOGIS  NY “S” GIP00000 UK 40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN PRESENTASI KEPALA JALAN LAHIR NORMAL K/U IBU DAN JANIN BAIK DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI PAVILIUN PONEK RSUD “ CINTAKU” JOMBANG

UNIPDU WArNA.jpg










Di Susun oleh:
SITI ROMDHIATUN
7210063

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
JOMBANG
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Dengan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah asuhan kebidanan dengan judul “ ASUHAN KEBIDANAN SOAP PADA PERSALINAN PATOLOGIS  NY “S” GIP00000 UK 40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN PRESENTASI KEPALA JALAN LAHIR NORMAL K/U IBU DAN JANIN BAIK DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI PAVILIUN PONEK RSUD “ CINTAKU” JOMBANG.”
Penyelesaian makalah asuhan kebidanan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.      Ibu Rahayu Angrestuningsih,Amd.keb , selaku kepala ruangan pavilion PONEK RSUD Jombang.
2.      Ibu Duwok Sustina,Amd.Keb, selaku pembimbing ruangan pavilion PONEK RSUD Jombang.
3.      Ibu Ninik Azizah,M.Kes, Selaku Kaprodi D III Kebidanan Darul ‘Ulum.
4.      Ibu Dian Puspitayani,M.Kes selaku Pembimbing Akademik.
5.      Semua Dosen-dosen AKBID Darul ‘Ulum Jombang.
6.      Orang tua, saudara serta teman-teman yang telah memberikan support dan do’a kepada tim penyusun.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah asuhan kebidanan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga makalah asuhan kebidanan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, baik pembaca pada umumnya dan penulis  pada khususnya.
                                                                                                            Jombang,  November 2012
                                                                                                  
                                                                                                                                    Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu di sebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matrix ekstra seluler amnion, korion dan apoptosis membrane janin. Membraan janin dan desidua bereaksi terhaap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormon yang merangsang aktivitas matrix degrading enzim.
Di Indonesia ini Angka kematian ibu (AKI ) sebesar 228/100.000 KH, Angka kematian bayi (AKB) sebesar 34/1000 KH, dan kematian neonatal sebesar 19/1000KH, itu terbukti masih tingginya angka kematian di Indonesia di bandingkan dengan Negara-negara lain di Asia.( Dep Kes RI, 2009)
Dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada kasus KPD ini secara tepat,cepat DAN komprehensif, karena jika ibu bersalin dengan KPD tidak mendapat Asuhan yang sesuai maka, resikonya akan berakibat pada ibu maupun janin. dengan harapan setelah di lakukannya asuhan kebidanan yang cepat dan tepat maka kasus KPD dapat di tangani dengan baik, sehingga AKI dan AKB di indonesia dapat di kurangi.
B.     TUJUAN UMUM
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan ini, mahasiswa di harapkan mampu membuat Asuhan Kebidanan SOAP pada kasus KPD secara komprehensif.
C.     TUJUAN KHUSUS
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP mahasiswa mampu:
1.      Memahami teori tentang persalinan dan KPD
2.      Melakukan pengkajian data subjektif
3.      Melakukan pemeriksaan dalam kasus KPD sebagai data objektif
4.      Menganalisa data yang di dldalamnya dapat mengidentifikasi diagnose, masalah serta kebutuhan berdasarkan data subjektif dan objektif.
5.      Melaksanakan penatalakanaan KPD diantaranya melakukan intervensi, implementasi, evaluasi.
  



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                                                   PERSALINAN
1.      PENGERTIAN
-          Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +Ø urine) yang dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
-          Persalinan (partusØ > labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa.
-          Delivery adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I)
-           Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan  atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri). ( A suahn kebidanan pada ibu bersalin, 2010)
proses persalinan terdiri dari 4v kala, diantaranya:
1.    Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri 4 kala yaitu :
Kala I     : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Kala II: kala pengeluaran janin waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan meneran, mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III    : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala IV    : mulai dari pengeluaran uri selama 1-2 jam

a.    Kala I (kala pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effesement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi atasdua fase yaitu:
1.    Fase Laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
2.    Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:
•    Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
•    Peride dilatasi maksimat (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
•    Periode deselerasi: berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 2 cm atau lengkap.

Proses membukanya serviks disebut berbagai istilah:
Melembek(softening), menipis( thinned out), oblitrasi (oblitrated) mendatar dan tertarik keatas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation)
    Fase-fase yang dikemukaan diatas di jumpai pada primigravida bedanya dengan mutigravida ialah:

Primi     Multi
Serviks mendatar (effacement) dulu, baru dilatasi berlangsung 13-14 jam     Mendatar dan membuka bisa bersamaan. Berlangsung 6-7 jam.

b.    Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, histerkoordinir kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janian telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah teknan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan rektum ibu merasa seperti ingin buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1 ½ - 2 jam, pada muilti ½ - 1 jam.

c.    Kala III ( kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahi, kontraksi rahim berkontraksi sebentar. Uterus teraba keras dengan hindus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri dalam 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir sepontan atau dengan sedikit dorongan dari atas sympisis  atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 CC.

d.    Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan urilahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
    Primi     Multi
Kala I    13 jam     7 jam
Kala II    1 jam     ½ jam
Kala III    ½ jam     ¼ jam
Lama persalinan     14 ½ jam    7 ¾ jam

2.    Mekanisme Persalinan
Pada minggu-minggu terakhir persalinan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin terutama pada primi dan juga pada multi pada saat-saat partus mulai. Untunglah bahwa hampir 96% janin adalah letak kepala.
Pada letak belakang kepala (LBK) dijumpai pula :
•    Ubun-ubun kecil kiri depan = 58 %
•    Ubun-ubun kecil kanan depan = 23 %
•    Ubun-ubun kecil kanan belakang = 11 %
•    Ubun-ubun keci kiri belakang = 8%
Kenapa lebih banyak letak kepala, dikemukakan 2 teori :
a.    Teori akomodasi: bentuk rahim memungkinkan bokong dan eksternitas yang volumenya besar berada diatas,dan kepala di bawah ruangan yang lebih sempit
b.    Teori gravitasi : karena kepala relatif besar dan berat, maka akan turun kebawah. Karena his yang kuat, teratur dan sering maka kepala janin turun memasuki PAP (engagement). Karena menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah menekuk (fleksi maksimal) sehingga lingkar kepala yang memasuki panggul dengan ukuran yang terkecil.
c.    Diameter suboccipito-bregmatika= 9,5 cm.
d.    Sirkumferensi suboccipito-bregmatika= 32 cm

                                             TINJAUAN KASUS
                          KETUBAN PECAH DINI ( KPD )

A.    Pengertian Ketuban Pecah dini
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan karion yang sangat erat kaitannya, lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi mengahasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi.
Dalam keadaan normal, selapu ketuban pecah dalam proses persalinan, ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu di sebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. (sarwono prawirohardjo, 2008)
Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matrix ekstra seluler amnion, korion dan apoptosis membrane janin. Membraan janin dan desidua bereaksi terhaap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormon yang merangsang aktivitas matrix degrading enzim. (sarwono prawirohardjo,2008)

B.     Mekanisme ketuban pecah dini
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matrix, perubahan stuktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan selaput ketuban pecah.
            Factor resiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah:
·         Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen
·         Berkurangnya tembaga dan asa askorbikyang berkaitan pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok.
Degradasi kolagen di mediasi matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.
            Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari matrix ekstraseluler dan membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah dini.
            Selaput ketuban sangat kuat dalam kehamilan muda. Pada trimester 3 selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban pada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.(sarwono, 2008)
C.    Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden sectio secarea, atau gagalnya persalinan normal.
·         Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
·         Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini prematur, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
·         Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban mterjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
·         Sindrom deformitas janin
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan komposisi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonas. (sarwono prawirohardjo, 2008)
Penatalaksanaan ketuban pecah dini:
·         Pastikan diagnosis
·         Tentukan umur kehamilan
·         Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
·         Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Riwayat keluarga air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadang-kadang disertai tanda-tanda lain dalam persalinan.
Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo dilihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan PH vagina perempuan hamil sekitar 4,5 bila ada caira ketuban PH nya sekitar 7,1-7,3. Antiseptic yang alkalin akan menaikan PH vagina.
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat dikonfirmasikan denga adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya ketuban pecah dapat diragukan serviks.
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien dapat pulang untuk dirawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, kotioamnionitis, gawat janin, persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini dalam kehamilan prematur, diperlukan penatalaksanaan yang komperhensif. Secara umum penatalksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin, penatalaksanaannya bergantung pada usia kehamilan. (sarwono prawirohardjo, 2008)
·         Diagnosis
Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban divagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi, tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38 C serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah >15.000/mm. Janin yang mengalami takikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterin. Tentukan tanda-tanda persalinan dan skoring velviks. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan). (sarwono prawirohardjo, 2008)
D.    Penanganan
·         Konservatif
Rawat dirumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari). Jika umur kehamilan <32-34 mgg dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu tidak ada infeksi tes bisa negatif beri dexametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika kehamilan 32-37 mgg, sudh inpartu, tidak infeksi berikan tokolitik (sulbatamol), dexametason, dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 mgg, ada infeksi beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 mngg berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexametason IM  5 mg setiap 6 jam sebanyak 4x. (sarwono prawirohardjo,2008)











ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA PERSALINAN PATOLOGIS  NY “S” GIP00000 UK 40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN PRESENTASI KEPALA JALAN LAHIR NORMAL K/U IBU DAN JANIN BAIK DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DENAN  KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI PAVILIUN PONEK RSUD  “CINTAKU” JOMBANG

Tanggal pengkajian     : 16-11-2012                           
Jam                              : 21.00 WIB                                       

S : Subjektif
1.      Identitas
Nama                        : Ny ”S                                  Nama suami    : Tn “E
Umur                        : 21 tahun                                Umur               : 23 tahun
Agama          : Islam                                                             Agama             : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia                                 suku/bangsa     :Jawa/Indonesia
Pendidikan   : SMP                                                  Pendidikan      : SMU
Pekerjaan      : IRT                                                    Pekerjaan         : Kariawan pabrik
Alamat         : Bangkot, Peterongan, Jombang

2. Stasus perkawinan
Perkawinan  : 1x
Umur kawin : 20 tahun\
Lama kawin : 1tahun          

3. Keluhan utama
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama dengan usi kehamilan 9 bulan dan ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak pukul 15.00 WIB. dan kenceng-kenceng sejak pukul 18.00 WIB.

4. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang kiriman UGD tanggal 16-11-2012 jam 20.30 WIB dengan ketuban pecah dini (KPD)  kemudian di rujuk ke paviliun PONEK pukul 21.00 WIB.

5.  Riwayat kebidanan
a.       Riwayat menstruasi
Menarche             : 13 tahun
Siklus haid           : 28 hari, dan teratur.
Lama haid            : 5-7 hari
Banyaknya           : 3-4x/ hari ganti softek
Warna & bau       : merah kehitaman dan bau anyir
Dismenorhea        : tidak
HPHT                  : 09-03-2012

6.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No
Anak ke
Umur anak
Uk
Jenis persalinan
Penolong persalinan
Tempat persalinan
Jenis kelamin
bayi
ibu





1.
hamil ini












7.        Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke-1 dengan usia kehamilan 9 bulan. Dan ibu mangatakan rutin memerikskan ke bidan sebanyak 6x, diantaranya:
TM I    :  Periksa di bidan 1x, dengan  Keluhan mual, pusing, Obat yang didapat : fe, B6, kalk,  Penyuluhan : istirahat yang cukup, makan sedikit tapi sering, minum tablet tambah darah pada malam      hari agar tidak mual.
TM 2   :Periksa di bidan 2x dengan tidak ada keluhan, Obat yang didapat : Fe, kalk.  Penyuluhan : istirahat yang cukup, pola nutrisi di tambah, minum tablet tambah darah pada malam hari agar tidak mual.
TM 3   : Periksa di bidan 3x dengan  Keluhan sakit punggung,  Obat yang didapat : Fe, kalk, Penyuluhan : anjurkan minum banyak, pola nutrisi di tambah, istirahat yang cukup

8.      Riwayat KB
Ibu mengatakan selama ini belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

9.       Pola kebiasaan sehari-hari

a.       Nutrisi            
§    sebelum hamil         : Makan 3x/ hari, menu : nasi, lauk pauk, sayur.
§   Saat hamil               : makan 3x/ hari dengan porsi sedang, menu : nasi,lauk pauk, sayur
b.    Eliminasi
§   sebelum hamil          :  BAB 1x/ hari, konsistensi lembek, ,warna kuning, bau khas
                                                            BAK 4-5x/ hari, warna kuning jernih, bau khas
§  Saat hami                 :  BAB jarang, konsistensi keras, ,warna kuning, bau khas
                                                            BAK 7-8x/ hari, warna kuning jernih, bau khas
c.      Istirahat
§  Sebelum hamil          : tidur siang ±2 jam/ hari, malam ±6-7 jam/ hari
§  Saat hamil                : tidur sing ± 2 jam/hari, malam ± 7-8 jam/hari
d.   Personal hygiene
§  Sebelum hamil          : mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, ganti baju dan  pakaian dalam    2x/ hari, keramas 3x seminggu.
§  Saat hamil                : mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, ganti baju dan  pakaian dalam    2x/ hari, keramas 3x seminggu.
e. Pola aktivitas
§  Sebelum hamil          : ibu mangatakan melkukan pekerjaan rumah sendirian
§  Saat hamil                : ibu mangatakan melakukan pekerjaan rumah di bantu suami.




10.  Riwayat psikososial
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya yang ke-1 dan kehamilan ini sudh di rencanakan dengan suami dan din nanti-nati oleh keluarga, serta ibu khawatir dengan keadaannya saat ini.

O : Objektif
1.      Pemeriksaan umum
K/u                  : baik
Kesadaran       : composmentis
BB                   : 47 kg
TB                   : 155 cm
LILA               : 24 cm
TTV                 : TD     : 120/80 mmHg
   N      : 88x/ menit
   S       : 36,7 C
   RR    : 18x/ menit

2.      Pemeriksaan fisik khusus
a.       Insfeksi
§  Kepala    : rambut warna hitam, kulit kepal bersih
§  Muka      : tidak pucat, tidak ada oedema
§  Mata       : konjungtiva merah muda, sklera putih
§  Mulut      : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
§  Leher      : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan vena jugularis
§  Payudara : puting susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, payudara tampak bersih
§  Abdomen: terdapat pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea nigra, tidak ada bekas operasi
§  Genetalia : terlihat bersih, mengeluarkan lendir bercampur darah, tidak ada keluhan
§  Ekstremitas: tidak ada oedema, terpasang infus Rl pada tangan sebelah kiri
b.      Palpasi
§  Leher      : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
§  Payudara            : tidak ada kelainan, tidak nyeri tekan, colostrum –
§  Abdomen           :
-             Leopold I       : TFU : pertengahan PX pusat, teraba bokong (bulat, lunak, tidak melenting).
-             Leopold II     : bagian kanan ibu teraba punggung janin (panjang, datar, seperti papan), bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin.
-             Leopold III    : Teraba kepala janin (keras, bulat, melenting)
-             Leopold IV    : sudah masuk PAP (disvergen)
-             Mc Donald    : TFU: 30 cm, TBBJ: (30-11)x 155 = 2940 gr.          
c.       Auskultasi
§  Dada       : tidak ada whezing dan ronchi
§  Abdomen           : DJJ : (11-11-12) x 4= 136x/ menit
d.      Perkusi
reflek patella         : ka/ki : +/+
ð  Pemerikaan penunjang                       
Kertas lakmus berarna biru menandakan bahwa cairan yang keluar dari vagina adalah air ketuban.
ð  Pemeriksaan dalam tgl : 16-12-2012, jam : 21.00 WIB.
Ø         : 3 cm                          Pres     : kepala
Eff       : 30 %                          Deno   : UUK
Ket      : terlihat mrembes        Hodge : II
Penurunan kepala        : 2/5

A : Analisa Data
Dx      : Ny “S” GI P00000 UK 40 minggu janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala jalan lahir normal k/u ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD)
Ds      : ibu mengatakan hamil anak ke-1 dengan usia kehamilan 9 bulan sudah mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak pukul 15.00 WIB, dengan kenceng-kenceng sejak pukul 18.00 WIB.

Do       :  TTV  : TD     : 120/80 mmHg           VT  pukul : 21.00 wib
                           N      : 88X/ menit                Ø         : 3 cm 
   S       : 36,7 C                       Eff       : 30 %             
   RR    : 16x/ menit                 Ket      : terlihat mrembes
   DJJ   : 136x/m                      Pres     : kepala
   His    : 3x 35 detik/10m        Deno   : UUK
   TBJ` : 2940gr                       Hodge : II       penurunan kepala        : 2/5
Masalah : ketuban pecah dini yang mengakibatkan ibu cemas, takut, akan keadaan janinnya.
Kebutuhan      :  
-          Dukungan emosional
-          Observasi keadan ibu dan janin
-          Konseling kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
-          Kolaborasi dengan dokter SPoG
-          Observasi kemajuan persalinan

P : Penatalaksanaan
1.      16-11-2012
21.00 WIB   lakukan pendekatan terapeutik. Melakukan pendekatan terapeutik untuk menjalin kerja sama antara pasien dan tenaga kesehatan, diantarnya:
                     - melakukan 5 s: senyum, salam, sapa, sopan, santun kepada pasien
                     - memberikan dukungan emosional tentang kedan ibu sekarang
                     - memberikan inform consent tentang tindakan yang akan di lakukan
                     Pendekatan berlangsung dengan baik, ibu terlihat tenang, Dan keluarga menyetujui.
21.15 WIB  lakukan pemerikaan. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi ibu, diantaranya:
                     - malakukan pemeriksaan TTV: TD: 120/80mmHg,N: 80x/m, S: 36,70C,RR: 16x/m,DJJ: 136x/m, HIS: 3x35detik/10m,TBJ: 2940 gr.
- melakukan pemeriksaan dalam: VT : Ø: 3 cm,Pres: kepala,Eff: 30 %                                    Deno: UUK, Ket: terlihat mrembes, Hodge: 2/5
21.30 WIB   lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG. Untuk mendapatkan terapi obat dan tindakan yang sesuai dengan kasus, diantaranya:
- memasang infuse RL dengan transfuse set. 1 fles untuk rehidrsi dan di lanjutkan 1 fles untuk terminasi OD.
- Memberikan dexa 2 ampul sesuai dengan anjuran dokter untuk mempercepat pembukaan serviks.
Semua sudah di lakukan sesuai anjuran doter.

21.35 WIB    lakukan observasi CHPB. Melakukan observasi CHPB untuk mengetahui kemajuan persalinandari pembukaan 1- 10 cm.
22.15 WIB    penatalaksanaan asuhan persalinan normal.






















CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl       : 16-11-2012                                        jam      : 22.15 WIB
S          : ibu mengatakan ingin meneran
O         :  - inspeksi
                        Tanda-tanda gejala kala dua: doran, teknus, perjol, vulka
-    palpasi
VT               : 10 cm           pres      : kepala
                        Eff       : 100 %            deno    : UUK
                        Ket      : (-)                  hodge  : IV
                        Penurunan kepala 0/5
A       : Ny “ S” GIP00000 dengan inpartu kala II
P          :  - persiapan pertolongan kala II
               - penatalaksanaan APN langkah 1-27


Tgl       : 16-12-2012                jam      : 22.30 WIB
S          : ibu mengatakan senang, karena bayinya sudah lahir.
O         : - Bayi                        : - lahir spontan B pukul : 22.30 WIB
                                      - jenis kelamin                : perempuan
                                      - A-S                              : 8-9
                                      - BB                               : 2840 gr
                                      - PB                                : 50 cm
                                      - langsung menangis
              - Ibu              : TFU   : 1 jari bawah pusat
                                       UC   : baik
                                       Kandung kemih       : -
A         : Ny” S” P10001 dengan inpartu kala III
P          :  - manajemen aktif kala III ( makti )
               - penatalaksanaan APN langkah 28-42

Tgl       : 16-11-2012                            jam      : 22.45 WIB
S          : Ibu mengatakan senang dan lega karena bayi dan plecenta sudah lahir
O         : - placenta lahir intake jam     : 22.45 WIB
              - TFU            : 3 jari bawah pusat
              - UC  : baik
              - kandung kemih       : 100 cc
              - perdarahan              :  ± 200 cc
A         : Ny” S” P10001  dengan inpartu kala IV
P          : - observasi 2 jam PP lenbar balik partograf
              - penatalaksanaan APN langkah 43-58

Tgl       : 17-12-2012                            jam      : 00.30 WIB
S          : Iu mengatakan lega dan bahagia karena akhirnya persalinannya berjalan dengan lancar.
O         :           K/U                 : baik                           TTV:    TD       : 120/80 mmHg
                        Kesadaran       : compos mentis                      N         : 88x/m
                        TFU                 : 3 jari bawah pusat                 S          : 37,1 0C
                        UC                  : baik                                       RR       : 20x/m
                        Perdarahan      : 50 cc
                        Kandung kemih: -      
A         : Ny” S” P10001 dengan 2 jam post partum
P          :           - KIE nutrisi
                        - mobilisasi bertahap
                        - ASI Eksklusif
                        - personal hygine
                        - control 1 minggu lagi






PENATALAKSANAAN 58 LANGKAH APN

I.    MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1.    Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
  •  Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
  •  Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
  •  Perineum tampak menonjol
  • Vulva dan sfingter ani membuka

II.    MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2.    Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk   tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan
_asfiksia   kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
  • Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
  • Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3.    Pakai celemek plastik
4.    Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air   bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5.    Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6.    Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III.    MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7.    Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
  • Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
  • Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
  •   langkah #9 )_Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % 
8.    Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
  •   Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9.    Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan larutan klorin 0.5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keaadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10.    Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

IV.    MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11.    Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan abntu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
  • Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
  • Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12.    Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13.    Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
  • Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
  • Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
  • Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
  • Anjurkan ibu untuk ber istirahat di antara kontraksi
  • Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
  • Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
  • Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
  • Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14.    Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V.    PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15.    Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.    Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17.    Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18.    Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI.    PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19.    Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal
20.    Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
  • Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
  • Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21.    Tunggu kepala nayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya Bahu
22.    Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23.    Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24.    Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)




VII.    PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.    Lakukan penilaian (selintas) :
a.    Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
b.    Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
26.    Keringkan tubuh bayi
  • Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27.    Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28.    Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29.    Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30.    Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.    Pemotongan dan pengikatan tali pusat
  •  Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
  • Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
  • Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32.    Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap did ada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
33.    Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

VIII.    PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34.    Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.    Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, utnuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.    Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
  • Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
Mengeluarkan Plasenta
37.    Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorongan dorso-kranial)
  • jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
  • Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1.    Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2.    Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3.    Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.    Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5.    Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38.    Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
  • Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
39.    Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
  •  Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase

IX.    MENILAI PERDARAHAN
40.    Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
41.    Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan

X.    MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42.    Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43.    Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
  • Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
  • biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44.    Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral
45.    Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral
  •  Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
  •   Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu
  • Evaluasi
BB       : 2840 gr          LK       : 32 cm                        LA       : 33 cm                        FO       : 32 cm
TB       : 50 cm                        LD       : 32 cm                        MO      : 32 cm                        SOB    : 34 cm
46.    Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
  • 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
  • Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
  • Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
  •  Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47.    Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.    Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.    Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
  • Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
  • Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50.    Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)

Kebersihan dan Keamanan
51.    Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52.    Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53.    Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54.    Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
55.    Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.    Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57.    Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58.    Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) , periksa tanda vital dan asuhan kala IV\








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah penulias melakukan Asuhan kebidanan SOAP pada Ny “S” GI P00000 UK 40 minggu dengan inpartu kala I fase laten dengan KPD, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam asuhan kebidanan ini terutama pada penatalaksanaanya ada kesamaan antara terori dan aplikasinya, di antaraya:
- pemberian dukungan emosional
 - Penatalaksanaan APN 58 langkah

B.     Saran
1.      Bagi mahasiswa
Mempelajari lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada inpartu normal, sehingga mampu memberikan asuhan pada Ny”S ” secara komperhensif.
2.      Bagi petugas kesehatan
Petugas memberikan asuhan komperhensif secara tepat, aman dan cepat.














DAFTAR PUSTAKA


-          Prawirohardjo, sarwono. 2008. ILMU KEBIDANAN. PT bina pustaka sarwono praworohardjo, jakarta.
-          Sulistyawati,Ari.Nugraheny,Asti.Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.salemba medika.Jakarta:2010.
-          Mochtar,Rustam.sinopsis obstretri:fisiologi,patologi.EGC.Jakarta:1998
-          www.google.com

o